PENGESAHAN
laporan
study tour ini telah diperiksa dan disyahkan pada :
Hari :
Tanggal
:
Mengesahkan, Guru Pembimbing Wali Kelas
WARIS SETIAWAN Rena
Wijayanti
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Antonius karsana, S. Pd
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan Laporan Perjalanan Study tour Ke
Yogyakarta.
Kami sangat berharap laporan ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari apa yang Ibu/Bapak harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik,
saran, dan usulan demi perbaikan untuk masa yang akan datang.
Semoga laporan sederhana ini dapat dimengerti bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Terima kasih.
Bantarsari, 2015
Penyusun
MOTTO
1.
Terus melakukan perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan
proses produksi yang lebih cepat dan Kualitas yang lebih baik demi tercapainya
kepuasan pelanggan
2.
Bekerja adalah rahmat, maka bekerjalah
dengan tulus penuh dengan syukur.
3.
One Team One Vision yang berarti
keberhasilan dari suatu usaha dicapai dengan satu tekad yang sama melalui kerja
sama yang terbaik.
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL................................................................................................ i
PENGESAHAN........................................................................................................ ii
KATA
PENGANTAR.............................................................................................. iii
MOTTO..................................................................................................................... iv
DAFTAR
ISI............................................................................................................. v
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah................................................................................. 1
B.
Tujuan
Penulisan............................................................................................ 2
C.
Rumusan
Masalah................................................................................. ......... 2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Borobudur...................................................................................................... 3
B.
Kebun
Binatang Gembira Loka..................................................................... 5
C.
Museum
Dirgantara........................................................................................ 8
D.
Malioboro
...................................................................................................... 12
BAB
III PELAKSANAAN
A.
Waktu............................................................................................................. 14
B.
Tempat
Wisata............................................................................................... 14
BAB
IV PENUTUP
A.
Kesimpulan.................................................................................................... 15
B.
Saran.............................................................................................................. 15
DAFTAR
PUSTAKA............................................................................................... 17
Yogyakarta atau
Jogja adalah sebuah kota beserta merangkap sebagai ibukota provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Kota Jogja terletak dipulau jawa yang berbatasan langsung
dengan provinsi Jawa Tengah dan berbatasan dengan samudra Hindia. Kota Jogja
sering disebut juga sebagai kota budaya dan pelajar.
Yogyakarta adalah
kota yang terkenal akan sejarah dan warisan budayanya.
Yogyakarta merupakan pusat kerajaanMataram (1575-1640), dan sampai
sekarang ada Kraton (Istana) yang masih berfungsi dalam arti yang sesungguhnya.
Yogyakarta juga memiliki banyak candi berusia ribuan tahun yang merupakan
peninggalan kerajaan-kerajaan besar jaman dahulu, di antaranya adalah Candi
Borobudur yang dibangun pada abad ke-9 oleh dinasti Syailendra.Selain warisan
budaya, Yogyakarta memiliki panorama alam yang indah dan atmosfir kesenian yang
sangat kental didalamnya. Dalam hal kebudayaan propinsi Yogyakarta masih sangat
kental dengan budaya Jawanya. Dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya
seolah tak terpisahkan dan sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat
setempat
Dalam
berkomunikasi, bahasa pengantar sehari-hari umumnya masyarakat Yogyakarta
menggunakan bahasa Jawa. Propinsi Yogyakarta merupakan salah satu pusat bahasa
dari sastra Jawa seperti bahasa parama sastra, ragam sastra, bausastra, dialek,
sengkala serta lisan dalam bentuk dongeng, japamantra, pawukon, dan aksara
Jawa.
Tempat-tempat pariwisatanya pun juga sangat
mengesankan. Tak ayal turis mancanegara banyak yang singgah di tengah-tengah
pulau jawa yang eksotik ini. Karena itulah sudah sepantasnya generasi muda
khususnya siswa SMPN 1 PRIGEN berkunjung untuk menimba ilmu ke Yogyakarta.
Paling tidak bisa mengetahui sedikit seluk beluk mengenai Yogyakarta. Karena
itulah kita sebagai generasi muda sangat tidak etis jika kita tidak pernah
berkunjung ke Yogyakarta dan tidak mengenal history tentang jogja,karena jogja
mempunyai sejarah yang panjang dalam terbentuknya pemerintahan NKRI mulai zaman
kerajaan sampai sekarang . Jogja tetap istimewa dimata dunia .
1.
Menambah ilmu pengetahuan, wawasan yang umum dan luas.
2.
Mengetahui asal usul dari tempat-tempat wisata di jogja.
3.
Menumbuhkan rasa cinta tanah air
1.
Candi Borobudur
Ø Dimana lokasi candi
Borobudur?
Ø Bagaimana sejarah
dari candi Borobudur?
Ø Bagaimana bentuk
bangunan candi Borobudur?
Ø Apa arti dari nama
candi Borobudur?
2.
Gembira
Loka
Ø Dimana Lokasi Kebun Binatang Gembira
Loka
Ø Bagai mana sejarah Kebun Binatang
Gembira Loka
Ø Hewan apa saja yang ada di Kebun
Binatang Gembira Loka
3.
Museum Dirgantara Mandala (AURI)
Ø Dimana lokasi
museum dirgantara mandala?
Ø Bagaimana kronologi
berdirinya museum dirgantara mandala?
Ø Apa keistimewaan
dari museum dirgantara mandala?
4.
Malioboro
Ø Dimana tepatnya
lokasi jalan malioboro?
Ø Bagaimana asal-usul
nama yang dipakai pada jalan malioboro?
Ø Malioboro adalah?
BAB
II
PEMBAHASAN
a.
Lokasi Candi
Borobudur
Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kecamatan
Borobudur, Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah. Candi Borobudur
dikelilingi oleh Gunung Merapi dan Merbabu di sebelah Timur, Gunung Sindoro dan
Sumbing di sebelah Utara, dan pegunungan Menoreh di sebelah Selatan, serta
terletak di antara Sungai Progo dan Elo. Candi Borobudur didirikan di atas
bukit yang telah dimodifikasi, dengan ketinggian 265 dpl.
b.
Sejarah Candi
Borobudur
Borobudur dibangun oleh
Samaratungga, seorang raja kerajaan Mataram Kuno yang juga keturunan dari
Wangsa Syailendra pada abad ke-8. Keberadaan Candi Borobudur ini pertama kali
terungkap oleh Sir Thomas Stanford Rafles pada tahun 1814. Pada saat itu, Candi
Borobudur ditemukan dalam kondisi hancur dan terpendam di dalam tanah. Candi
yang terdiri dari 10 tingkat ini sebenarnya memiliki tinggi keseluruhan 42
meter. Namun setelah dilakukan restorasi, tinggi keseluruhan candi ini hanya
mencapai 34,5 meter dengan luas bangunan candi secara keseluruhan 123 x 123
meter (15.129 m2). Setiap tingkat pada Candi Borobudur ini dari lantai pertama
sampai lanyai enam memiliki bentuk persegi, sedangkan mulai dari lantai ke
tujuh sampai lantai ke sepuluh berbentuk bulat.
Candi Borobudur adalah
candi Buddha terbesar pada abad ke-9. Menurut Prasasti Kayumwungan,
terungkap bahwa Candi Borobudur selesai dibangun pada 26 Mei 824,
atau hampir 100 tahun sejak mulai awal dibangun. Konon nama Borobudur berarti
sebuah gunung yang berteras - teras atau biasa juga disebut dengan budhara.
Namun ada juga yang mengatakan bahwa Borobudur berarti biara yang terletak di
tempat yang tinggi.
Beberapa ahli
mengungkapkan bahwa posisi Candi Borobudur berada pada ketinggian 235 meter
diatas permukaan laut. Ini berdasarkan studi dari para ahli Geologi yang mampu
membuktikan bahwa Candi Borobudur pada saat itu adalah sebuah kawasan danau
yang besar sehingga sebagian besar desa-desa yang berada di sekitar Candi
Borobudur berada pada ketinggian yang sama, termasuk Candi Pawon dan Candi
Mendut.
Berdasarkan Prasasti tanggal
842 AD, seorang sejarawan Casparis menyatakan bahwa Borobudur merupakan salah
satu tempat untuk berdoa. Dimana dalam prasasi tersebut mengandung kata
"Kawulan i Bhumi Sambhara" yang berarti asal kesucian dan Bhumi
Sambara merupakan nama sebuah sudut di Candi Borobudur tersebut. Setiap lantai
pada Candi Borobudur ini mengandung tema yang berbeda - beda karena pada setiap
tingkat tersebut melambangkan tahapan kehidupan manusia. Hal ini sesuai dengan
ajaran Buddha Mahayana bahwa setiap orang yang ingin mencapai tingkat
kesempurnaan sebagai Buddha harus melalui setiap tingkatan kehidupan. Pada
setiap lantai di Candi Borobudur terdapat relief - relief yang bila dibaca
dengan runtut akan membawa kita memutari Candi Borobudur searah dengan jarum
jam.
c.
Bentuk Bangunan
Candi Borobudur
Ø Denah Candi
Borobudur ukuran panjang 121,66 meter dan lebar 121,38 meter.
Ø Tinggi 35,40 meter.
Ø Susunan bangunan
berupa 9 teras berundak dan sebuah stupa induk di puncaknya. Terdiri dari 6 teras berdenah
persegi dan3 teras berdenah lingkaran.
Ø Pembagian vertikal
secara filosofis meliputi tingkat Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu.
Ø Pembagian vertikal
secara teknis meliputi bagian bawah, tengah, dan atas.
Ø Terdapat tangga
naik di keempat penjuru utama dengan pintu masuk utama sebelah timur dengan
ber-pradaksina.
Ø Batu-batu Candi
Borobudur berasal dari sungai di sekitar Borobudur dengan volume seluruhnya
sekitar 55.000 meter persegi (kira-kira 2.000.000 potong batu)
d.
Nama Candi
Borobudur
Mengenai penamaannya juga terdapat beberapa pendapat
diantaranya:
- Raffles:
Budur yang kuno (Boro: kuno, budur: nama tempat) Sang Budha yang agung (Boro:
agung, budur: Buddha) Budha yang banyak (Boro: banyak, budur: Buddha)
- Moens:
Kota para penjunjung tinggi Sang Budha
- Casparis:
Berasal dari kata sang kamulan ibhumisambharabudara, berdasarkan kutipan dari
prasasti Sri Kahulunan 842 M yang artinya bangunan suci yang melambangkan
kumpulan kebaikan dari kesepuluh tingkatan Bodhisattva.
- Poerbatjaraka:
Biara di Budur (Budur: nama tempat/desa)
- Soekmono
dan Stutertheim: Bara dan budur berarti biara di atas bukit Menurut Soekmono
fungsi Candi Borobudur sebagai tempat ziarah untuk memuliakan agama Budha
aliran Mahayana dan pemujaan nenek moyang.
B. Kebun Binatang
Gembira Loka
Kebun Binatang Gembira Loka adalah
kebun binatang yang berada di Yogyakarta. Berisi berbagai macam spesies dari
belahan dunia, seperti orangutan, gajah asia, simpanse,harimau, dan lain sebagainya. Kebun Binatang
Gembira Loka menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan Yogyakarta.
Gembira Loka Zoo sempat rusak parah akibat gempa bumi yang mengguncang kota
Yogyakarta tahun 2006. Tetapi, setelah direnovasi Kebun Binatang Gembira Loka
tetap dicari para wisatawan.
a. Sejarah
Loka artinya tempat, gembira ya
gembira. Syahdan, hampir setengah abad yang lalu Sri Sultan Hamengku Buwono IX
mewujudkan keinginan pendahulunya untuk mengembangkan ‘Bonraja’ tempat
memelihara satwa kelangenan raja menjadi suatu kebon binatang publik. Maka
didirikanlah Gembira Loka diatas lahan seluas 20 ha yang separonya berupa hutan
lindung. Disitu terdapat lebih dari 100 spesies satwa diantaranya 61 spesies
flora.
Letaknya di daerah aliran sungai Gajah
Wong. Akses menuju Gembira Loka sangat mudah dengan angkutan kota dan
kendaraan. Pada awalnya dimulai dari beberapa hewan macan tutul yang berhasil
ditangkap penduduk setempat karena mengganggu desa dan sebagian berasal dari
lereng merapi yang hutannya terbakar akibat awan panas.
Gembira Loka Zoo memiliki koleksi satwa
yang cukup lengkap. Akhir-akhir ini, dikabarkan bahwa GLZ sedang mengadakan
kesepakatan dengan Singapore Zoo untuk pertukaran hewan, yakni 6 ekor Pinguin
Jackass. Gembira Loka Zoo selalu berusaha memberikan yang terbaik demi kenyamanan
pengunjung serta kelestarian alam. Beberapa kali didengar bahwa gajah
melahirkan, burung kakatua menetaskan telurnya, serta kuda pacu melahirkan
anaknya.
Satu hal yang memprihatinkan adalah
banyak kondisi satwa yang kurang terurus. Banyak fasilitas yang seakan seadanya
saja. Hal itu karena pendapatan dari tiket masuk sangat kecil dari sedikitnya
wisatawan yang berkunjung.
Namun, sejak tahun 2010 Gembira Loka
Zoo mulai merehabilitasi dan merekonstruksi kebun binatangnya. Bahkan, sampai
tahun 2012 ini sedang dalam proses pembuatan untuk "Taman Burung" dan
sedangkan untuk "Taman Reptil dan Amfibi" sudah dalam tahap sentuhan
akhir. Beberapa pedagang asongan pun sudah mulai dibenahi, agar terkesan rapi
dan bersih. Semenjak itu, GLZ mulai dikunjungi pengunjung dengan jumlah yang
lebih banyak.
b. Hewan
Kebun Binatang
Gembira Loka ini memiliki berbagai jenis spesies yang diadopsi dari berbagai
belahan dunia.
Mamalia
·
Rusa Tutul
·
Beruang Madu
Reptil
·
Kura-kura Radiata
·
Kura-kura Terapin
·
Kura-kura Sulkata
·
Kura-kura Kepala Ceri
·
Biawak Naga
·
Iguana Merah
·
Kaiman Kerdil Cuvier
·
Siamang
Fasilitas
·
Sepeda Air
·
Kolam Tangkap
·
Perahu Engkol
·
Kereta Mini
·
Kapal Katamaran "Dugong"
·
Mayang Tirta
·
Toilet bersih
·
Free Wi-Fi Zone
·
ATV dan Arena Sepeda
·
Reptile and Amphibian Park
·
Bird Park
·
Laboraturium Gembira Loka (Museum)
·
Tempat sampah dan pohon rimbun untuk
berteduh
·
Sarana Ibadah (mushola) yang cukup
bersih
a.
Lokasi Museum
Dirgantara Mandala
Lokasi Museum
berada di Jl. Kolonel Sugiyono komplek Landasan Udara Adisutjipto Yogyakarta,
10 km kearah timur dari pusat kota atau sebelah timur jembatan laying janti.
Museum ini lebih dikenal dengan nama Museum Dirgantara. Museum ini menempati
area seluas kurang lebih 5 Ha dengan luas bangunan sebesar 7.600 m2. Museum ini
merupakan museum terbesar dan paling lengkap koleksinya yang mengiungkap
sejarah keberadaan TNI AU di Indonesia.
b.
Kronologi
berdirinya Museum Dirgantara Mandala
Museum Dirgantara
Mandala adalah museum terbesar dan terlengkap mengenai sejarah keberadaan
TNI-AU di Indonesia. Lokasi museum sendiri berada di
atas area seluas + 5 hektar, dengan luas bangunan sekitar
7.600 m2. Sebelum berlokasi di daerah Wonocatur, Yogyakarta, Museum Pusat
TNI-AU berada di Markas Komando Udara V, di Jalan Tanah Abang Bukit Jakarta.
Museum tersebut diresmikan oleh Panglima Angkatan Udara Laksamana Roesmin
Noerjadin, pada tanggal 4 April 1969.
Berdasarkan
pertimbangan bahwa Yogyakarta pada periode 1945—1949 mempunyai peranan penting
dalam kelahiran dan perjuangan TNI-AU, serta menjadi pusat pelatihan (kawah
candradimuka) bagi para Taruna Akademi Udara, maka museum tersebut akhirnya
dipindahkan ke Yogyakarta. Museum Pusat TNI-AU kemudian digabung dengan Museum
Ksatrian AAU (Akademi Angkatan Udara) yang sebelumnya sudah ada di Yogyakarta.
Peresmian museum baru tersebut dilakukan oleh Marsekal TNI Ashadi Tjahjadi
menjadi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala pada tanggal 29 Juli 1978 yang
bertepatan dengan peringatan Hari Bhakti TNI AU.
Namun, karena
lokasinya tidak lagi memadai untuk menampung berbagai koleksi Alutsista yang
ada, maka Museum Dirgantara Mandala dipindah ke lokasi yang baru, yaitu di
gudang bekas pabrik gula di Wonocatur yang masih berada dalam wilayah Landasan
Udara Adisutjipto. Pada zaman Jepang, gedung bekas pabrik gula ini digunakan
sebagai gudang senjata dan hanggar pesawat terbang, sehingga memang cukup
sesuai untuk digunakan sebagai lokasi museum yang baru. Setelah direnovasi,
gedung museum yang baru tersebut kemudian diresmikan pada tanggal 29 Juli 1984
(bertepatan dengan Hari Bhakti TNI-AU) oleh Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI
Sukardi.
c. Keistimewaan
Mengunjungi Museum
Dirgantara, wisatawan akan disambut oleh beberapa pesawat tempur dan pesawat
angkut yang dipajang di halaman museum. Salah satu koleksi terbaru museum ini
adalah pesawat tempur tipe A4-E Skyhawk yang dipajang di muka gedung museum.
Hingga tahun 2003, TNI-AU telah mengoperasikan sebanyak 37 pesawat A4-E
Skyhawk, sebelum akhirnya beberapa pesawat digantikan oleh pesawat Sukhoi tipe
Su-27SK dan Su-30MK.
Memasuki gedung
museum, pengunjung akan disambut oleh patung empat tokoh perintis TNI-AU, yaitu
Marsekal Muda Anumerta Agustinus Adisutjipto, Marsekal Muda Anumerta Prof. Dr.
Abdulrachman Saleh, Marsekal Muda Anumerta Abdul Halim Perdanakusuma, dan
Marsekal Muda Anumerta Iswahjudi. Para perintis TNI-AU ini telah ditetapkan
sebagai pahlawan nasional, dan diabadikan menjadi nama bandar udara di berbagai
kota di tanah air.
Pada ruangan
selanjutnya, pengunjung akan dikenalkan pada sejarah awal pembentukan angkatan
udara di Indonesia. Di Ruang Kronologi I ini, Anda dapat melihat foto dan
informasi yang berhubungan dengan pembentukan angkatan udara indonesia, semisal
‘Penerbangan Pertama Pesawat Merah Putih‘ pada 27 Oktober 1945 yang melakukan
misi pembalasan atas serangan Belanda, berdirinya ‘Sekolah Penerbangan Pertama
di Maguwo‘ pada 7 November 1945 yang dipimpin oleh A. Adisutjipto, berdirinya
Tentara Rakyat Indonesia (TRI) Angkatan Udara pada 9 April 1946, serta berbagai
perlawanan udara untuk melawan agresi militer Belanda lainnya. Di ruangan ini
juga dipamerkan berbagai peralatan radio dan foto penumpasan berbagai
pemberontakan di tanah air, seperti pemberontakan DI/TII, Penumpasan G 30
S/PKI, serta Operasi Seroja. Pada ruangan selanjutnya, dipajang berbagai jenis
pakaian dinas yang biasa digunakan oleh para personel TNI-AU, meliputi pakaian
tempur, pakaian dinas sehari-hari, hingga pakaian untuk tugas penerbangan.
Ruangan yang akan
membuat Anda berdecak kagum adalah Ruangan Alutsista atau Alat Utama Sistem
Senjata yang pernah digunakan oleh TNI-AU. Alutsista ini meliputi pesawat
tempur dan pesawat angkut, model mesin-mesin pesawat, radar pemantau wilayah
udara, serta senjata jarak jauh seperti rudal. Koleksi pesawat di ruangan ini
mencapai puluhan, mulai dari pesawat buatan Amerika, Eropa, hingga buatan dalam
negeri. Salah satu pesawat pemburu taktis yang cukup terkenal adalah pesawat
P-51 Mustang buatan Amerika Serikat. Dalam sejarahnya, pesawat ini telah
digunakan dalam berbagai operasi menjaga keutuhan negara, terutama dalam
penumpasan pemberontakan DI/TII, Permesta, dan G 30 S/PKI, serta ikut andil
dalam Operasi Trikora dan Operasi Dwikora. Pesawat lainnya yang tak kalah
menarik adalah pesawat buatan Inggris, namanya Vampire tipe DH-115. Pesawat ini
merupakan pesawat jet pertama yang diterbangkan di Indonesia pada tahun 1956
oleh Letnan Udara I Leo Wattimena.
Koleksi lainnya
yang sangat penting dalam sejarah TNI-AU adalah replika pesawat C-47 Dakota
dengan nomor registrasi VT-CLA yang ditembak jatuh di daerah Ngoto, Bantul,
oleh Belanda ketika hendak mendarat di Maguwo Yogyakarta pada 29 Juli 1947.
Pesawat ini semula berangkat dari Singapura dengan misi kemanusiaan, yaitu
mengangkut bantuan obat-obatan. Penerbangan tersebut sebetulnya telah diumumkan
dan disetujui oleh kedua belah-pihak (Belanda-Indonesia). Namun, oleh Belanda
pesawat tersebut kemudian ditembak jatuh dan menewaskan para pionir Angkatan
Udara, antara lain Komodor Muda Udara Adisutjipto, Komodor Muda Udara Prof. Dr.
Abdulrahman Saleh, serta Opsir Muda Udara I Adisumarmo Wirjokoesoemo.
Seperti diutarakan
oleh F Djoko Poerwoko, untuk menghormati gugurnya para pahlawan udara tersebut,
maka nama-nama pioner TNI-AU itu kemudian diabadikan sebagai nama pangkalan
udara di Jawa sejak tahun 1952, antara lain Adisutjipto di Yogyakarta,
Abdulrahman Saleh di Malang, dan Adisumarmo di Solo. Tanggal 29 Juli sebagai
tanggal gugurnya para pahlawan TNI-AU tersebut juga diperingati sebagai ‘Hari
Berkabung AURI‘ sejak tahun 1955, kemudian diganti menjadi ‘Hari Bhakti
Angkatan Udara‘ sejak tahun 1961.
a. Lokasi Malioboro
Jalan Malioboro adalah nama salah satu jalan dari
tiga jalan di Kota
Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan
terdiri dari Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Malioboro dan Jalan Jend. A. Yani. Jalan ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.
b.
Nama Malioboro
Berasal dari bahasa
Sansekerta yang berarti karangan bunga, Malioboro menjadi kembang yang pesonanya mampu menarik wisatawan. Tak hanya sarat kisah dan kenangan,
Malioboro juga menjadi surga cinderamata di jantung Kota Jogja.
Malioboro
Kawasan Malioboro
sebagai salah satu kawasan wisata belanja andalan kota Jogja, ini didukung oleh
adanya pertokoan, rumah makan, pusat perbelanjaan, dan tak ketinggalan para
pedagang kaki limanya. Untuk pertokoan, pusat perbelanjaan dan
rumah makan yang ada sebenarnya sama seperti pusat bisnis dan belanja di
kota-kota besar lainnya, yang disemarakan dengan nama-merk besar dan ada juga
nama-nama lokal.Barang yang diperdagangkan dari barang import maupun lokal,
dari kebutuhan sehari-hari sampai dengan barang elektronika, mebel dan lain
sebagainya. Juga menyediakan aneka kerajinan, misal batik, wayang, ayaman, tas
dan lain sebagainya. Terdapat pula tempat penukaran mata uang asing, bank,
hotel bintang lima hingga tipe melati.
Keramaian dan semaraknya Malioboro juga tidak terlepas dari banyaknya pedagang kaki lima
yang berjajar sepanjang jalan Malioboro menjajakan dagangannya, hampir semuanya
yang ditawarkan adalah barang/benda khas Jogja sebagai souvenir/oleh-oleh bagi
para wisatawan.
Mereka berdagang
kerajinan rakyat khas Jogjakarta, antara lain kerajinan ayaman rotan, kulit,
batik, perak, bambu dan lainnya, dalam bentuk pakaian batik, tas kulit, sepatu
kulit, hiasan rotan, wayang kulit, gantungan kunci bambu, sendok/garpu perak,
blangkon batik [semacan topi khas Jogja/Jawa], kaos dengan berbagai
model/tulisan dan masih banyak yang lainnya. Para pedagang kaki lima ini ada
yang menggelar dagangannya diatas meja, gerobak adapula yang hanya menggelar
plastik di lantai.
Sehingga saat pengunjung Malioboro cukup ramai saja antar pengunjung akan saling berdesakan
karena sempitnya jalan bagi para pejalan kaki karena cukup padat dan banyaknya
pedagang di sisi kanan dan kiri.
Dan ini juga perlu
di waspadai atau mendapat perhatian khusus karena kawasan Malioboro
menjadi rawan akan tindak
kejahatan, ini terbukti dengan tidak sedikitnya laporan ke pihak kepolisian
terdekat soal pencopetan atau penodongan, dan tidak jarang pula wisatan asing
juga menjadi korban kejahatan dan ini sangat memalukan sebenarnya.
PELAKSANAAN
A. Waktu
Pemberangkatan 21.00 WIB, di Cimeneng menuju ke
Yogyakarta
Istirahat pertama di SPBU jam 23.25 WIB
Tiba di Kampong Ulu 03.00 WIB.
Berangkat ke Candi Borobudur 06.36 WIB dan sampai
07.00 WIB
Ke Gembira Loka 10.15 WIB dan sampai 11.00 WIB
Ke Museum Dirgantara 14.15 WIB dan sampai 15.10 WIB
Ke rumah oleh-oleh 17.00 WIB
Ke Malioboro 17.15 WIB dan sampai 17.30 WIB
Perjalanan pulang 19.00 WIB
Translit ke rumah makan Candi Emas 20.00 WIB
Tiba di depan Alfa Mart Gandrungmangu 01.30 WIB
B. Tempat
Wisata
1.
Candi
Borobudur
2.
Taman Gembira
Loka Zoo
3.
Museum
Dirgantara
4.
Malioboro
Maka dapat disimpulkan bahwa tempat-tempat pariwisata yang
ada di jogja itu sangat banyak,dan kita harus senantiasa menjaga serta
merawatnya agar tetap asri seperti aslinya.agar menarik para wisatawan untuk
berlibur ke Yogyakarta
Selain itu,kota Yogyakarta yang menawan itu tidak harus kita
tambahkan dengan budaya-budaya barat yang kita rasa sangat bagus atau
trend.tapi justru itu salah,kita harus tetap menjaga budaya asli jogja
itu sendiri agar mempunyai keaslian yang khas dimata dunia.
Yogyakarta merupakan salah satu kota favorit para wisatawan
untuk berlibur dan menghabiskan sisa waktu istirahatnya di tempat-tempat wisata
yang ada di jogja.walaupun banyak cerita-cerita mistis yang beredar di
masyarakat luas,para wisatawan tetap antusias menikmati tempat-tempat
pariwisata yang ada di jogja.
Yogyakarta disebut kota pelajar karena kualitas pendidikan di
kota Jogja sudah terjamin kualitasnya. Kota Jogja disebut kota pelajar karena
di daerah Jogja juga terdapat fasilitas sekolah dan universitas yang megah,
berkualitas, terjamin mutunya dan sudah terakreditasi secara baik didunia pendidikan
Indonesia.
Budaya mungkin di Indonesia mungkin bermacam-macam dan
beragam sekali di Indonesia. Mungkin salah satu budaya di Indonesia adalah
budaya Jawa. Budaya tersebut masih sangat erat hubungannya dengan kota Jogja.
Maka dari itu,Yogyakarta juga disebut dengan kota budaya dan berbudaya.
Sebagai generasi muda dan sebagai salah satu pengunjung
di objek wisata,penulis menyarankan kepada :
-
Pemerintah, khususnya
pengelola objek wisata agar meningkatkan pelayanan pada para wisatawan dan
menjaga kelestarian objek-objek wisata .Serta berinovasi agar ada penambahan
wahana wisata baru untuk mengikuti perkembangan wahana wisata diluar agar
wisatawan betah karena ini merupakan devisa.
-
Generasi muda
Indonesia,agar mau menjaga dan melestarikan tempat-tempat wisata terutama yang
berbasis budaya dan religi. Karena Negara kita dikenal sebagai Negara yang
beranekaragam namun bisa hidup berdampingan dengan latar belakang yang berbeda.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan . 1995 .Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa . 1993 . Kamus
Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka
0 comments:
Post a Comment